-->

Mengenal Tokoh Kaligrafi Islam Indonesia

Mengenal Tokoh Kaligrafi - Bicara soal tokoh terkenal pastinya tidak ada habisnya, mau bagaimanapun kita hidup pastinya punya idola, yang mana kita selau ingin meniru segla hal yang berkaitan dengan idola kita masing masing.

mengenal-tokoh-kaligrafi-islam-indonesia

Setelah kemarin saya mengupas tokoh besar kaligrafi dari Indonesia K.H.M Faiz Abdul Razak Al-Muhili, yang mendapat penghargaan dari Raja Arab.

 Kali ini saya masih ingin mengupas sosok Kaligrafer Nasional yang namanya terdengar sampai ke luar negri.

Beliau salah satu dari beberapa tokoh yang saya idolakan di bidang kaligrafi, yang asli kelahiran dari Indonesia, yang begitu banyak karya karyanya dalam bidang seni khususnya kaligrafi.

Bagi saudara yang penasaran dengan seluk beluk kehidupan beliau langsung saja teruskan baca artikel saya ini sampai selesai, saya akan memebahas biografi beliau secara lengakap insa Allah, langsung saja cek di bawah ini.
Didin Sirajudin Abdul Razaq

mengenal-tokoh-kaligrafi-islam-indonesia

Didin Sirajudin AR, siapa yang tidak kenal dari sososk yang satu ini, seorang tokoh atau penggiat seni khususnya seni rupa seperti lukis, menggambar, dan pastinya kalgrafi Islam.

Pria kelahiran 15 Juli, 1957 desa Karangtawang Kuningan Jawa Barat ini adalah pendiri LEMKA, apa itu LEMKA ? saya akan bahas di bawah ini.

Didin lahir dari lingkungan keluarga yang agamis, ayahnya bernama H, Abdur Rahman yang merupakan seorang mantri atau dokter di Rumah Sakit Umun 45 Kuningan, Juga pernah menjabat sebagi kepala desa Kuwu, Kuningan.

H. Abdur Rahman memiliki sebuah lembaga pendidikan agama Pondok Pesantren Al- Abshori, dan juga termasuk salah satu pelopor berdirinya Madrasah Tsanawiyyah, Karang tawang bersama gurunya Kyai Abdullah.

Ibu Didin, Hj. Sukirnah lahirdari keluarga pesantren tua dan terbesar di Kuningan, Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin yang di asuh oleh K.H. Uci Syarifuddin di desa Lengkong yang berbatasan langsung dengan desa Karangtawang.

Adapun yang merintis pesantren tersebut adalah Hasan Maolani yang merupakan waliyulloh dan pejuang kemerdekaan Indonesia yang di buang oleh kolonial Belanda ke Manado, maka beliau lebih di kenal dengan sebutan eyang Minado.

Selama di tempat pembuangn sempat bertemu dengan Pangeran Diponeoro sekitar thun 1830 an.

Kita kembali ke tokoh utama Didin sirajudin yang waktu kecilnya sudah terlihat bakatnya, lantaran waktu SD Didin sering sekali menggabar apa saja dan di mana saja, termasuk dinding rumahnya sendiri yang di gambari mengunakan arang bekas pembakaran kayu di dapur.

Menurut guru SD nya, Didin bakatnya menurun dari Ibunya yang termasuk teman guru beliau waktu masih SD.

Baca Juga : 6 Tokoh Kaligrafi Dunia 

Ahmad syadili kakek Didin dari garis Ibu juga merupakan pengrajin kayu yang biasa membuat ukiran ukiran di pintu pintu maupun jendela.

Umunya anak SD yang biasa di sibukan dengan bermain beliau lebih sering menghabiskan waktunya untuk menggambar serta mengaji membaca Al-Quran dan kitab kuning kepada ayahnya sendiri, bahkan sering juga mengikuti pengajian kitab kuning di luar rumahnya.

Didin mulai belajar menggambar orang dengan menirukan komik komik seperti karya Alyson SR dari surabaya, Komik wayang karya R. Kosasih dan pernah juga membuat komik yang menceritakan kebiadaban PKI pada tahun 1960-an.

Tahun 1969 Didin masuk ke Pondok Pesantren Gontor, dan di situ beliau menemukan duninya apalagi di tambah dengan kurikulum wajib yang ada di pondok, menjadikan beliau makin semangat dalam mengasah kemampuanya.

Buku pelajaran hanya berisi coretan coretan gambar kaligrafi, dan yang paling utama dia pernah menjadi tim penulis siswa, waktu duduk di bangku kelas tiga Tsanawiyyah dengan menggunakan angka angka arab.

Tidak puas dengan semua itu Didin mulai bergabung dengan kepanitiaan kegiatan di pondok dan selalu menjadi bagaian dekorasi, Didin juga menghias dapur,  kamar serta kantin santri dengan coretan coretan yang bermakna.

Tahun 1974 dia mendirikan Saksida ( Sanggar Pelukis Darussalam ) dan Majalah Dinding pertama berbahasa Indonesia dengan nama Inspirasi Budaya.

Dia pernah mendapatkan teguran karena sebuah gambar komiknaya yang mengkritik dapur yang kumuh dengn judul "Kecelakan di dapur Kita ".

Enam tahun di pondpk beliau habiskan dengan belajar kaligrafi. Beliau mempelajari khat Naskhi dan Riq'ah selama emapat tahun dan dua tahun sisanya belajar dari buku buku kaligrafi seperti "Kht Seni kaligrafi" karya Abdul karim Husain dan Karya buku lainya karya Abdul razak Al-Muhili yang di tulis tahun 1961.

Menjelang akhir studinya di Gontor pada tahun 1975, beliau mempunyai cita cita ingin menulis buku ataupun sebuah wadah yang khusus untuk mengembangkan ilmu kesenian Kalirafi, dan terlaksana setelah 10 tahun kemudian dengan berdirinya LEMKA.

Berkeinginan masuk masuk ASRI '' Akademi Seni Rupa Indonesia" Yogyakarta tahun 1976, namun tidak mendapat restu  dari orang tuanya, dan kemudian memtuskan untuk masuk di Fakultas Adab Prodi Bahasa dan Sastra IAIN Syarif Hidayatulah Jakarta.

Di luar jam kuliah dia bergabung dengan kelompok seni Sanggar Garajas, untuk memperdalam lukisanya dan di tambah ilmu baru yang berhubungan denga keteateran.

Sejak kuliah Didin kembalik kumat membaca komik komik. Karena selama enam tahun di pondok harus terbebas dari komik lantaran di larang. Dari membaca komik tersebut di jadikan modal untuk membuat serial komik keagamaan dan ilustrasi Majalah Panji Masyarakat pimpinan Hamka, yang menjadi tempat bekerja Didin sampa akhirya pindah ke editor pustaka Panjimas tahun 1982.

Selama menjadi mahasiswa Didin sering mendapatkan pendapatan dari karangan karanganya seperti gambar ilustrasi menulis kaligrafi di masjid masjid, yang hasilnya ia gunakan untuk membeli buku.

 Keinginanya untuk membuat wadah tentang bimbingan kaligrafi belum sempat terealisasi karena dia jarang menemui khattat, kalaupun ada susah di ajak bekerja sama.

Saat Didin di jadikan Dewan Hakim Sayembara MTq NasionalXIII  tahun 1983 di padang, beliau bertemu dengan tokoh kaligrafi senior terkenal sepert, Prof.H.M.Salim Fachry penulis Al-Qur'an pusaka Indonesi dan Titah Soekarno.

Selama di pesawat saat menuju ke Padang Didin selau menceritakan gagasanya tentang keinginanya membuat wadah untuk pengembangan kaligrafi Indonesia kepada Prof. Salim, dan yang lainya.

Merekapun mendukungnya khususnya  Prof.H.M. Salim karena hal tersebut juga menjadi cita cita beliau saat masih belajar di Mesir. 

Didin akhirnya lulus tahun 1982, dan sampailah pada puncak kegelisahanya, pada tahun 1983 beliau di angkat untuk menjadi dosen di fakultas adab, tempat dulu ia kuliah. Walaupun hal tersebut berupa peluang cukup besar dia bingung harus memulai dari mana, untuk mengajar.

Sampai akhirnya Didin mendirikan Lembaga Kaligrafi Al-Qu'an (LEMKA), yang di proklamirkan tangal 20 juli 1985, dan pengurusnya di isi oleh anak  didiknya dari semester II. Semua serba baru dan mendadak tidak ada referensi apaun, jadi hanya berjalan secara alamiah.

Progam pertama dari LEMKA adalah kursus kaligrafi intensif di IAIN Jakarta dengan tahap tahap kelas basic (Naskhi), secondary (Tsulus dan Riq'ah), Intermediat (Diwani dan Farisi), Post Intermediate ( tata warna ), dan kelas Advance yang di peruntukn untuk tingkatan profesional.

Kursus ini di jdikan garda terdepan oleh Didin untuk mengembangkan LEMKA dengan mengambil metode metode demonstratif.

Pelajaran di mulai dari dasar sesuai dengan sloganya yaitu Lemka membina dari alif.

Selain membuka kursus di beberapa tempat di Jakarta, Didin juga memeberiakan training di berbagai tempat di Indonesia, Beliau juga sempat di undang oleh Pemerintah Brunai Darussalam, untuk memberikan breafing selama tiga hari kepada para penulis kalgrafi di negara terebut.

Demikian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini semoga bisa membawa manfaat bagi saudara maupun saya pribadi sebagai penulis.

Silahkan tinggalkan kritik dan saranya di kolom Komentar, trimakasih.

Baca Juga : Manfaat dan Peranan Kaligrafi Islam

2 Responses to "Mengenal Tokoh Kaligrafi Islam Indonesia"

  1. Masya Allah....

    Trimakasih mas muzaki... artikelnya sangat membantu

    ReplyDelete
  2. iya sama sama semoga bisa bermanfaat

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel